Tips Mendesain Atap Rumah Anti Bocor
Atap merupakan bagian dari bangunan rumah yang memiliki peran sangat penting yaitu sebagai alat perlindungan dari panas dan terik sinar matahari dan curah air hujan. Salah satu masalah yang paling sering muncul pada elemen ini yaitu kebocoran dan selalu memunculkan rasa tidak nyaman bagi para penghuninya terutama saat datang musim hujan.
Agar masalah tersebut dapat dihindari, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membuat desainnya. Jangan hanya memperhitungkan nilai keindahan dan estetikanya saja, akan tetapi juga segi keamanannya.
1. Konstruksi dan kuda-kuda
Hal pertama yang perlu diperhatikan saat membuat desain atap rumah adalah konstruksi dan kuda-kuda. Pilih atap yang dilengkapi dengan sistem kunci kuat. Jadi saat ada hujan lebat atau hembusan angin kencang, resiko terjadinya genteng melorot bisa diminimalkan.
Akan menjadi semakin bagus apabila dapat mengetahui arah angin yang paling sering muncul di kawasan dan lokasi rumah berada. Tujuannya agar bisa dibuatkan desain beserta konsep penataan genteng yang arahnya tidak berlawanan dengan arah pusaran angin.
2. Menghindari penggunaan talang
Tips kedua, usahakan agar tidak memakai talang. Perlu diketahui, kasus kebocoran biasanya lebih sering terjadi pada bagian ini. Penyebab utamanya adalah karena talang merupakan tempat sampah mengumpul sehingga tidak jarang memunculkan sumbatan air. Apalagi jika talang tersebut terbuat dari seng, resiko kebocoran makin besar karena mudah berkarat.
3. Pemilihan desain atap
Desain atap rumah yang paling direkomendasikan adalah atap pelana kuda. Gaya desain ini punya satu kelebihan khusus. Saat hujan sedang turun limpahan airnya dapat jatuh secara langsung kearah bawah. Selain itu konsep desain ini sangat cocok diaplikasikan pada daerah yang arah anginnya berasal dari dua arah.
Alternatif lain dari atap pelana kuda adalah berbentuk perisai dan sangat bagus dipakai di kawasan yang anginnya sering datang dari segala penjuru arah. Pembuatan atap gaya perisah memang butuh biaya tinggi. Namun kekuatan konstruksinya sangat bagus dan lebih tahan terhadap terpaan angin dan curah hujan yang sangat keras.
Pilihan desain berikutnya yang juga direkomendasikan adalah pelana silang. Meski model atap ini tetap menggunakan talang, namun talang tersebut hanya memiliki ukuran yang kecil saja dan bisa mengalirkan air hujan dengancepat kearah bawah. Model atap semacam ini sangat tepat digunakan pada bangunan rumah yang memiliki bentuk ‘L’.
4. Ukuran sudut kemiringan
Dengan alasan ingin menciptakan keindahan, banyak yang melupakan ukuran sudut kemiringan saat membuat desain atap. Meskipun pembuatan konstruksinya sudah betul, namun apabila ukuran sudut kemiringannya salah, tetap saja mudah terjadi kebocoran.
Harus selalu dipahami, Indonesia berada di kawasan tropis yang memiliki dua macam musim yaitu musim hujan dan musim panas. Untuk mempercepat proses turunnya air hujan dari genteng kearah bawah, sudut kemiringan terbaik di konstruksi atapnya yaitu sekitar 30 sampai 40 derajat. Jangan kurang dari itu agar atap tidap mudah bocor.