Pengembang Jadi Kurang Yakin Pembangunan Rumah Subsidi Sesuai Target
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI), Junaidi pasang target membangun rumah subsidi sebanyak 172.000 unit untuk tahun ini. Kendati demikian sahabat Perumahan Fajar Group, Junaidi juga menegaskan tidak yakin target ini bisa terpenuhi.
Penyebabnya antara lain karena sampai saat ini belum ada kenaikan harga, sementara produksi, proses perbankan, dan proses lain butuh waktu cukup lama. Padahal untuk membangun satu unit rumah, perlu waktu dua bulan dengan satu kelompok tukang.
Untuk pengembang kelas menengah, memiliki kemampuan membangun kurang lebih 100 unit. Jadi secara rata-rata selama dua bulan tersebut hanya dapat membangun 30 unit saja dengan 30 kelompok tukang.
Junaidi mengandaikan apabila tahun ini ada kenaikan harga rumah subsidi, setidaknya target tersebut dapat tercapai sebanyak 70%. Namun karena sampai akhir bulan Mei 2023 belum ada kenaikan harga, sedikitnya ada kurang lebih 100.000 unit yang dapat terbangun.
Target Pembangunan
Sementara itu sahabat Perumahan Fajar Group, sampai sekarang jumlah yang sudah dibangun oleh developer yang tergabung di Apersi adalah antara 30.000 – 40.000 unit. Kemudian untuk tahun depan, bisa naik namun bisa juga turun karena pengaruh dari faktor proses perizinan.
Sebagai informasi tambahan, pada tahun 2022 lalu Apersi pasang target membangun sebanyak 110.000 unit rumah subsidi. Namun yang dapat direalisasikan hanya sekitar 70.000 unit saja atau 70% dari target.
Lalu untuk tahun ini targetnya yaitu 172.000 unit dan seandainya ada kenaikan harga pada awal tahun 2023 kemarin diperkirakan dapat membangun 120.000 unit. Namun melihat perkembangan terkini dan sisa waktu yang tersedia, sepertinya target tersebut sulit tercapai. Apersi kemungkinan hanya mampu membangun sebanyak 100.000 unit saja.
Melihat kondisi tersebut sahabat Perumahan Fajar Group, ada kemungkinan lain jika target pemerintah untuk membangun 229.000 unit rumah subsidi juga tidak tercapai. Hal ini tentu saja akan memunculkan dampak terhadap target Program Sejuta Rumah (PSR) di tahun ini.
Tetap Yakin dan Optimis
Selanjutnya situs detik.com juga melaporkan, target penyaluran fasilitas Likuiditas Perumahan (FLPP) dari Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) di tahun 2023 naik jadi 229.000 unit dengan nilai Rp15,19 triliun. Sebelum ini target yang dipasang adalah sebanyak 220.000 ini saja dengan nilai yang sama.
Meskipun targetnya dinaikkan sahabat Perumahan Fajar Group, Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan, Haryo Bekti Martoyoedo tetap optimis dan yakin bisa memenuhi.
Sampai bulan Mei 2023 ini, ada realisasi penyaluran pembiayaan untuk rumah subsidi sebanyak kurang lebih 74.000 atau sekitar 34% dari keseluruhan target 229.000 unit. Kemudian sepanjang tahun 2022 lalu sahabat Perumahan Fajar Group, FLPP berhasil menyalurkan sebanyak 226.000 unit dengan nilai total mencapai Rp25,150 triliun.