Industri Properti di Asia Pasifik Makin Membaik Seperti Sebelum Pandemi
Industri properti semakin menunjukan tren perbaikan di kawasan Asia Pasifi. Sahabat Perumahan Fajar Group, Jones Lang Lasalle (JLL) adalah sebuah perusahaan jasa real estate yang berpusat di Inggris dan memiliki cabang di 80 negara. Menurut rilis dari rumah.com, JLL menyebutkan bahwa perbaikan tersebut mencapai 30%.
Dari riset yang dilakukan oleh JLL pula, diprediksi jika situasi ini kemungkinan besar akan terus berlanjut hingga tahun 2025. Khusus untuk tahun 2021, kenaikan tersebut telah berjalan selama sembilan bulan.
Stuart Crown yang tidak lain adalah CEO Capital Markets Asia Pasifik JLL mengaku, transaksi langsung sektor properti di kawasan Asia Pasifik pada kurun waktu setahun ini punya nilai yang cukup besar, sekitar 125 miliar dollar Amerika.
Investasi properti terus naik
Sahabat Perumahan Fajar Group, peningkatan tersebut berjalan secara lancar seiring dengan kenaikan investasi di berbagai industri properti. Terutama properti yang dapat memberi keuntungan besar seperti logistik dan perkantoran. Dibandingkan tahun 2019 ketika pandemi mulai berkecamuk, perbandingan transaksinya hanya turun sebanyak 6% saja.
Meski dunia bisnis masih penuh dengan ketidakpastian, hubungan kerja sama antara JLL dan kliennya tetap punya daya tarik tinggi secara komersial, terutama di kawasan Asia Pasifik. Ini adalah bukti adanya peningkatan arus modal maupun transaksi yang semakin mendekati level sama ketika pandemi covid-19 belum muncul.
Selain itu sahabat Perumahan Fajar Group, JLL juga menyebutkan pada kuartal ketiga tahun 2021 terjadi peningkatan sebanyak 10% year on year dengan nilai sebesar 39,5 miliar dollar Amerika. Hanya saja volume transaksinya menurun sampai 23% karena adanya pandemi yang mengakibatkan adanya pembatasan aktivitas di masyarakat.
Segmen perkantoran dan logistik
Stuart Crown juga menceritakan, di waktu yang bersamaan investasi industri properti terutama pada segmen perkantoran tetap membaik. Bahkan peningkatannya mencapai 55% dari semua transaksi. Penyebabnya adalah tingkat hunian dan sewa perkantoran selalu stabil.
Termasuk logistik, juga ikut membaik dengan nilai transaksi 43 miliar dollar. Angka ini jauh lebih tinggi daripada tahun 2019 yang nilainya hanya mencapai 25 miliar saja. Dari perkembangan ini sahabat Perumahan Fajar Group, JLL berani memprediksi jika sektor ini bisa terus tumbuh sampai tahun 2025.
Penyebab dari perkembangan ini antara lain nilai keuntungan yang bagus dan adanya program diversifikasi atau keragaman produk oleh perusahaan. Hanya saja pada sisi yang lain, kondisi di sektor properti yang lain yaitu perhotelan dan ritel tetap lemah.
Di luar itu semua, JLL juga memproyeksikan peningkatan investasi perhotelan dari 7 miliar dollar di tahun 2021 menjadi sekitar 9 miliar dollar pada tahun 2022. Khusus untuk Australia, peningkatannya bisa mencapai dua kali lipat.
Sedangkan di Jepang sahabat Perumahan Fajar Group, kenaikan ini dapat mencapai 51% dan 1% saja di Korea Selatan. Sementara untuk Singapura justru bisa mengalami penurunan sebanyak 64%.