Faktor Inilah Yang Membuat Bisnis Properti Makin Bergairah di Tahun 2021
Industri properti yang sebelumnya sempat mengalami keterpurukan pada tahun 2020 diprediksi bisa bergairah lagi di tahun 2021. Bahkan tanda-tanda kebangkitan tersebut sudah mulai terlihat pada akhir tahun 2020. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pandemi covid-19
Sebagaimana disadari bersama, kasus berjangkitnya pandemi covid-19 memunculkan pukulan bagi pertumbuhan ekonomi dalam berbagai bidang termasuk sektor properti. Sebenarnya, pada akhir tahun 2019 lalu sektor ini sempat mengalami kenaikan. Tetapi ketika pandemi covid-19 melanda sekitar bulan Maret 2020, terjadi hempasan yang sangat dasyat.
Meski demikian pelaku bisnis yang masuk di bidang ini tetap berusaha untuk optimis. Apalagi ketika pada akhir tahun 2020, muncul tanda-tanda baru yang menunjukan jika bidang properti mengalami kebangkitan. Kemudian di awal tahun 2021 ini, sepertinya keadaan ekonomi mulai membaik.
Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat industri properti bergairah lagi. Hal ini diterangkan oleh Lini Djafar yang menjabat sebagai Managing Director Cushman and Wakefield Indonesia. Perusahaan yang dipimpinnya adalah perusahan yang bergerak dalam bidang jasa riset, konsultasi dan manajemen properti.
Faktor bergairahnya industri properti
Dia juga menyebutkan, ada beberapa faktor lain yang membuat industri properti akan semakin cerah di tahun 2021. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSPB) yang sudah sekian lama diberlakukan justru membuat permintaan atas produk properti mengalami peningkatan.
Selain itu adanya asumsi pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekitar 5% dan program pemberian vaksin covid-19 beserta pemberlakuan omnibus law juga punya pengaruh besar. Semua memunculkan dorongan besar yang bisa membuat daya beli masyarakat jadi lebih meningkat.
Termasuk juga adanya peningkatan terhadap kepercayaan pasar dan keamanan publik serta ditambah dengan dorongan investasi yang semakin besar dalam bidang properti. Ini berlaku untuk semua bidang properti seperti pusat perbelanjaan, ruko, perkantoran hingga residensial atau perumahan.
Peningkatan proyek properti
Tahun 2020 memang menjadi tahun yang sangat sulit bagi industri properti. Jumlah proyek pembangunan aparteman yang dikerjakan oleh pengembang hanya mencapai beberapa ribu unit saja. Demikian pula dengan angka penjualannya juga sangat rendah bahkan lebih rendah sekitar 36,2% dibanding tahun 2019.
Hanya saja secara umum, jumlah penjualan unit apartemen dalam tahun tersebut tetap stabil sebesar 93,3%. Sedangkan tingkat presales-nya juga tidak berubah dratis, tetap dalam angka sekitar 60,7%.
Selanjutnya proyek-proyek properti yang tertunda di tahun 2020, akan segera masuk pada tahun 2021. Jumlah unit properti yang dibangun mencapai kisaran puluhan ribu unit. Peningkatan ini dipengaruhi adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5% yang membuat produk properti makin terserap oleh pasar.
Pada sisi yang lain Lini Djafar juga menginformasikan jika pengembang harus berani melakukan adaptasi terhadap sistem new normal. Terutama sekali pada konsep desain. Misalnya ruang terbuka, ruang belajar, ruang kerja dan sebagainya. Faktor ini selalu menjadi pertimbangkan masyarakat saat ingin belanja properti.