Cara Cerdas Mengelola dan Mengolah Sampah Organik di Rumah Hunian
Beberapa tahun belakangan ini makin sering terdengar isu-isu yang berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Untuk itu, sahabat Perumahan Fajar Group harus berperan aktif ikut menjaga kelestarian dan menjadi penyelamat lingkungan. Salah satu caranya adalah mengelola dan mengolah sampah organik secara tepat dan benar.
Fungsi dari sampah organik ini antara lain adalah sebagai pupuk alami bagi tanaman. Sehingga pemakaian pupuk kimia yang sering menjadi penyebab dari kerusakan alam dan lingkungan bisa dikurangi. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengelolaan maupun pengolahan sampah organiknya harus menggunakan cara yang tepat dan cerdas.
Memisahkan tempat sampah
Ketika mengelola dan mengolah sampah organik, harus menyediakan wadah untuk memisahkan sampah organik tersebut dengan sampah anorganik. Sampah organik ini merupakan sisa sayur atau buah beserta sampah lain yang berasal dari alam. Apabila sudah membusuk, sangat sulit dipisah dengan sampah lainnya.
Menyediakan komposter
Selain wadah untuk memisah, sahabat Perumahan Fajar Group juga perlu menyiapkan komposter sebagai tempat penyimpanan. Saat ini mudah sekali mencari komposter karena sudah banyak yang menjualnya. Tapi jika ingin hemat, gunakan kaleng bekas cat dengan ukuran minimal 20 kilogram.
Setelah itu buat lubang-lubang kecil di semua sisi kaleng bekas tersebut, agar masalah bau tidak sedap yang muncul karena kehadiran bakteri anaerob dapat dihindari. Selain setiap selasai menaruh sampah organik, komposter harus langsung ditutup kembali.
Membedakan sampah organik kering dan organik basah
Sebelum melangkah lebih lanjut, sahabat Perumahan Fajar Group harus tahu pula jika sampah organik itu ada dua jenis. Pertama sampah organik kering, berasal dari daun tanaman sekitar rumah. Sedangkan sampah organik basah bersumber dari kulit sayur, buah dan sisa-sisa makanan nabati.
Terkait hal ini, ketika memasukan kotoran tersebut dalam komposter harus memakai komposisi 40% untuk sampah organik kering dan 60% sampah organik basah. Ingat, sampah organik dari hewan seperti sisa makanan daging, tulang ikan dan tulang ayam tidak boleh digunakan membuat kompos alami. Sehingga tidak boleh ikut dimasukan pula dalam komposter.
Menambah campuran tanah
Komposter yang sahabat Perumahan Fajar Group pakai untuk membuat kompos alami tidak boleh hanya berisi sampah organik saja. Harus ada tambahan lain dari campuran tanah tapi dengan jumlah sekitar satu genggam tangan saja untuk setiap komposter 20 kilogram.
Membuka dan mengaduk
Dalam pengolahan dan pengelolaan sampah organik ini, masih ada tugas lain yang tak kalah penting, membuka komposter secara rutin setiap 3 atau 4 hari sekali. Selain itu jangan lupa mengaduk agar pembusukan bisa berjalan sempurna sambil melancarkan sirkulasi udara.
Meski prosesnya sederhana, membuat kompos alami dari sampah organik itu butuh waktu yang cukup lama. Sahabat Perumahan Fajar Group harus melakukan kegiatan di atas selama sekitar 3 bulan. Akan tetapi setelah digunakan secara optimal, tanaman bisa tumbuh subur dan yang lebih penting lagi, tidak merusak lingkungan.