Upaya Pemerintah Untuk Menyediakan Rumah Murah Dinilai Masih Kurang
Menurut hasil survei yang dilaksanakan oleh rumah.com, tingkat kepuasan konsumen atas pasar properti nasional 2022 mengalami kenaikan sebanyak dua poin dibanding semester sebelumnya. Sahabat Perumahan Fajar Group, peningkatan ini didorong oleh faktor keterjangkauan, tingkat bunga, dan harga.
Kendati demikian, upaya pemerintah dalam menyediakan rumah dengan harga murah dan terjangkau dinilai masih kurang. Selain itu prosentasenya mengalami penurunan dari 56% menjadi 53% dari semua responden yang mengikuti survei.
Hal ini diungkapkan oleh country manager rumah.com Marine Novita. Menurutnya, masih banyak kebijakan pemerintah yang dinilai kurang konduksif, khususnya untuk kelas menengah. Mereka tidak dapat menjangkau fasilitas subsidi. Tapi pada sisi lain, penghasilannya pas-pasan saja sehingga tidak mampu mengangsur rumah non subsidi.
Sebagaimana penjelasan dari liputan6.com, survei tersebut dilaksanakan sebanyak dua kali tiap tahun. Sahabat Perumahan Fajar Group, kegiatan ini menjadi portal properti di Indonesia melalui kerjasama dengan Intuit Research, Singapura. Tujuannya adalah untuk memahami dinamika pasar properti tanah air.
Dalam survei ini, diketahui tingkat persepsi konsumen atas usaha pemerintah dalam menyediakan rumah terjangkau mengalami kemerosotan. Hanya 16% responden saja yang menyatakan pemerintah telah mampu mengatasi masalah-masalah properti. Pada survei sebelumnya, pernyataan ini disebutkan oleh 22% responden.
Suku Bunga
Marine juga menjelaskan, dengan adanya survei ini bisa diketahui jika sebagian besar responden berpendapat bila tingkat inflasi, suku bunga, dan harga properti akan terus mengalami kenaikan pada tahun depan.
Sahabat Perumahan Fajar Group, terkait kenaikan inflasi dan suku bunga, dinyatakan oleh 70% responden. Sedangkan terkait dengan kenaikan harga hunian, diyakini oleh 80% responden. Prediksi ini kemungkinan besar benar-benar terjadi, apalagi sekarang pemerintah sudah menaikan harga BBM pada 3 September 2022 kemarin.
Menurut penjelasan dari Kementerian Keuangan, adanya kenaikan harga BBM dapat meningkatkan inflasi sebanyak 1,9%. Sehingga untuk akhir tahun 2022, diperkirakan tingkat inflasi berada dalam kisaran 6,6% hingga 6,8%.
Menunda Belanja Rumah
Melalui survei ini pula sahabat Perumahan Fajar Group, terlihat adanya kenaikan suku bunga. Sebanyak 40% responden memutuskan akan melakukan penundaan pembelian rumah atau properti. Khususnya masyarakat yang hanya memiliki penghasilan rendah, sedangkan yang berpenghasilan tinggi tidak terpengaruh oleh suku bunga yang naik.
Kemudian untuk hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan inflasi, 38% responden juga punya niat menunda belanja properti. Sedangkan yang tidak terpengaruh dengan kenaikan ini adalah sebanyak 42%.
Selanjutnya Marine memberi tambahan informasi lagi yang tak kalah penting. Semua kebijakan dan stimulus dari pemerintah demi mendorong kepemilikan rumah hunian, sampai saat ini belum bisa dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat.
Hasil survei menunjukan, hanya 17% atau 1 dari 6 responden saja yang mengaku jika dirinya bisa memperoleh manfaat dari subsidi perumahan oleh pemerintah. Sementara itu sahabat Perumahan Fajar Group, sisanya belum merasakan adannya manfaat dari subsidi tersebut.