Your search results

Rumah Tradisional Bali, Penuh Keunikan dan Kaya Makna Filosofi

Posted by admin on July 14, 2019
0

 

Salah satu faktor yang membuat Bali menjadi terkenal sebagai obyek wisata seluruh dunia adalah keunikan rumah adatnya. Selain keindahan alam khususnya pantai, banyak wisatawan asing yang merasa kagum dan takjub menyaksikan gaya arsitektur rumah tradisional tersebut ketika datang di pulau dewata untuk berlibur.

Makna filosofi

Dibalik semua keindahan dan keunikannya, rumah tradisional Bali juga sangat kaya dengan nilai-nilai filosofi. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, rumah hunian dianggap sebagai miniatur jagad raya. Konsep pendirian bangunannya selalu didasarkan atas ajaran-ajaran yang tercantum di kitab Weda yang dinamakan Asta Kosala Kosali.

Masyarakat Bali yang sebagian besar merupakan penganut agama Hindu berpandangan jika ingin mencapai keseimbangan di kehidupan, maka harus terjalin hubungan harmonis diantara tiga unsur utama atau Tri Hita Karana. Masing-masing adalah pawongan atau penghuni rumah, palemahan atau hubungan antar penghuni rumah dan yang terakhir hubungan dengan lingkungan sekitar.

Berdasarkan hal tersebut, pendirian rumah tradisional Bali selalu memperhitungkan secara cemat dan teliti terutama yang berkaitan dengan penentuan arahnya. Ruang yang biasanya dipakai untuk beribadah atau berdoa dihadapkan kearah gunung karena gunung dianggap sebagai daerah keramat dan suci. Sedangkan ruang yang digunakan untuk kegiatan lain dihadapkan kearah laut.

Sistem pembagian ruang

Setiap ruang dalam rumah adat Bali selalu dikasih pembatas dinding yang dinamakan penyengker. Ruang-ruang tersebut punya fungsi yang berbeda-beda. Misalnya Pura Keluarga berfungsi sebagai ruang ibadah dan terletak di sebelah timur laut.

Selain itu ada Bale Manten, merupakan ruang khusus yang hanya bisa dipakai oleh kepala keluarga atau anggota keluarga wanita yang masih gadis. Bentuk ruang ini adalah persegi panjang dan selalu berada di sisi utara dan dilengkapi dengan bale-bale di sebelah kanan di kiri.

Selanjutnya ada Bale Dauh dengan fungsi utama sebagai ruang untuk menerima tamu. Namun jika tidak ada kunjungan tamu, ruang tersebut sering digunakan untuk istirahat anggota keluarga laki-laki yang masih remaja atau belum menikah. Letaknya berada di sebelah barat dan posisi lantainya harus lebih rendah dibanding Bale Manten.

Ruang berikutnya adalah Bale Sekapat, berfungsi sebagai tempat untuk istirahat bersama keluarga. Sedangkan Bale Gede, mempunyai ukuran paling besar diantara ruang-ruang lainya karena sering digunakan untuk melaksanakan ritual-ritual keagamaan.

Pesan tertentu dalam bentuk hiasan

Sama dengan rumah adat lain yang ada di Indonesia, rumah tradisional Bali juga dilengkapi dengan aneka macam hiasan dan ornamen. Sebagian besar merupakan penggambaran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dan setiap desainnya selalu selalu mengandung pesan tertentu.

Misalnya hiasan berupa kepala raksasa yang biasanya diletakan di Bale Wadah atau Bale Agung. Hiasan yang dinamakan Karang Boma ini ada simbol ajakan agar senantiasa berpasrah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa baik dalam keadaan suka maupun duka. Tujuannya tidak lain adalah agar dapat menjalani kehidupan dengan tenang dan dijauhkan dari nafsu-nafsu duniawi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Compare Listings