Your search results

Keunikan Arsitektur Jengki, Gaya Desain Rumah Asli Bikinan Indonesia

Posted by admin on June 27, 2022
0

 

Selama ini tidak banyak yang mengenal arsitektur jengki. Bahkan ketika mendapatkan pertanyaan tentang hal tersebut, kemungkinan besar sahabat perumahan Fajar Group juga tidak bisa menjawab. 

Gaya arsitektur jengki yang juga populer dengan sebutan yankee memiliki hubungan kuat dengan sejarah zaman dulu. Meski tidak sedikit yang menyadari, sebenarnya ada beberapa sentuhan desain tersebut di rumah-rumah modern Indonesia. 

Kisah Kehadiran Arsitektur Jengki di Tanah Air  

Satu hal penting yang perlu jadi pemahaman bersama, arsitektur jengki adalah hasil karya asli arsitektur Indonesia. Desain bangunan ini mulai berkembang sekitar tahun 1950 sampai 1960. Di era tersebut, banyak sekali arsitek Belanda yang meninggalkan Indonesia dan pulang ke negara mereka sendiri. 

Sahabat Perumahan Fajar Group, secara umum desain jengki itu termasuk arsitektur postmodern yang mulai muncul sekitar awal abad XX. Kendati demikian tampilannya terlihat sangat unik dan sangat berbeda dengan arsitektur modern milik Belanda.  

Menurut informasi dari situs arsitektur-indonesia, pencetus dari desain ini adalah para lulusan STM. Sebelumnya mereka bekerja jadi ahli bangunan di berbagai perusahaan Belanda di tanah air. Lalu ketika penjajah tersebut pergi banyak mantan pegawai yang menciptakan arsitektur jengki.  

Pada sisi yang lain sahabat Perumahan Fajar Group, Presiden Soekarno ikut memiliki peran tinggi terhadap penciptaan desain tersebut. Beliau ingin agar bangsa Indonesia dapat memiliki gaya arsitektur dengan ciri khas sendiri. Tidak lama kemudian banyak rumah hunian di daerah Kebayoran Baru yang menerapkan gaya tersebut.  

Karakteristik Arsitektur Jengki  

Arsitektur jengki selalu memakai atap perisai atau pelana dan hal inilah yang menjadi perbedaan utama antara gaya bangunan tersebut dengan lainnya. Apalagi atap perisai dan pelana ini mempunyai ukuran lebih tinggi, sehingga secara langsung berpengaruh terhadap ketinggian bangunan.  

Pada umumnya, atap ini paling sedikit berada pada tingkat kemiringan 35 derajat dan membuat dinding depan jadi lebih lebar dan terlihat jelas dari arah luar. Selain itu atap tersebut punya kelengkapan lubang angin untuk ventilasi. Sehingga ruang dalam tetap terasa sejuk meski sedang panas di luar.  

Jika suatu saat sahabat Perumahan Fajar Group melihat rumah lawas dengan dinding miring dan membentuk bidang geometri segilima pada penampakan bangunan, dapat dipastikan itu merupakan desain jengki. Namun harus dimengerti, ciri dinding miring ini tidak punya kaitan langsung dengan kekuatan melainkan lebih pada estetika saja. 

Karakteristik selanjutnya, selalu ada portiko atau teras dengan atap datar yang terletak pada pintu masuk dengan topangan beberapa tiang. Bentuk datar ini menjadi pembeda antara atap portiko dengan atap bangunan utama.  

Kemudian untuk interiornya, bersifat agak terbuka sehingga tidak ada batasan khusus antara satu ruang dengan lainnya. Sedangkan furniturnya sangat menonjolkan nuansa Indonesia. Misalnya kursi dengan bentuk landai dari bahan rotan dan berbagai perabot yang ujungnya runcing.  

Bagaimana, apakah sahabat Perumahan Fajar Group tertarik menerapkan arsitektur ini pada hunian sendiri?.  

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Compare Listings