Tiga Puluh Tahun Inflasi Naik 600%, Harga Rumah Naik Hingga 5.000%
Sahabat Perumahan Fajar Group pasti tahu jika kondisi ekonomi dunia saat ini sedang tidak bagus. Kendati demikian, Indonesia tetap berhasil menarik investor asing untuk masuk ke negeri ini. Dari sekian banyak sektor yang ikut merasakan dampak positif dari perkembangan ini adalah sektor properti.
Bidang ini memiliki ketahanan tinggi terhadap kenaikan inflasi yang terus meningkat. Hal ini pula yang membuat perekonomian Indonesia bisa tumbuh dibanding beberapa negara lain setelah sempat mengalami keterpurukan akibat pandemi covid-19.
Kondisi ini diungkap oleh Presiden Direktur Era Indonesia, Darmadi Darmawangsa. Sahabat Perumahan Fajar Group, melalui kfmap.asia dia juga menegaskan jika sektor properti di tanah air makin menarik investor luar negeri. Alasannya antara lain adalah, harga tanah dan bangunan selalu lebih tinggi daripada kenaikan inflasi.
Perbandingan Kenaikan Inflasi dan Harga Properti
Selama tiga puluh tahun terakhir, rata-rata harga tanah bisa naik hingga 5.000%, sedangkan inflasi mengalami kenaikan sebanyak 600%. Contohnya jika ada sebidang tanah yang pada tahun 1990-an hanya dijual dengan harga Rp500 ribuan saja per meter persegi, saat ini dapat mencapai Rp25 juta.
Sahabat Perumahan Fajar Group, kondisi tersebut merupakan petunjuk bahwa inflasi tidak bisa mengejar kenaikan harga properti khususnya tanah. Ini juga sering menjadi alasan lain yang membuat para developer makin tertarik mengembangkan proyeknya. Apalagi dengan adanya pangsa pasar yang sangat besar.
Bukan itu saja, kenaikan harga properti yang selalu lebih tinggi daripada laju inflasi membuat orang makin tertarik menanamkan modalnya di sektor ini. Terlebih dengan munculnya anggapan apabila bisnis tersebut mampu meningkatkan nilai kekayaan dan dapat menjadi instrumen bisnis yang bersifat anti inflasi.
Setiap produk properti mempunyai nilai yang dapat dicermati melalui berbagai segi dan hadir sebagai jaminan perlindungan atas nilai produk itu sendiri. Bisa disebutkan pula sahabat Perumahan Fajar Group, properti itu punya nilai intrinsik secara melekat, sehubungan dengan lokasi, aksesibilitas, dan fasilitas yang tersedia di kawasannya.
Masalah Besar dan Saran Untuk Milenial
Sementara itu pada sisi yang lain, kenaikan properti yang terus membubung tinggi ini acap menimbulkan masalah besar bagi masyarakat terutama generasi milenial. Tidak sedikit di antara mereka yang tidak memiliki kemampuan mengejar kenaikan tersebut. Sehingga harapan untuk memiliki hunian sendiri makin sulit terwujud.
Apalagi ada beberapa faktor lain yang menyebabkan golongan ini selalu menghadapi masalah besar ketika ingin membeli rumah. Misalnya uang muka yang terlalu tinggi ketika mengajukan KPR di bank. Selain itu upah kerja yang hanya naik sebesar 10% saja per tahun jelas tidak sebanding dengan kenaikan harga properti.
Untuk itu bagi sahabat Perumahan Fajar Group yang telah memiliki dana mencukupi, jangan menunda terlalu lama membeli properti atau rumah hunian. Jika paham dengan investasi dan ulasan di atas pasti akan segera mewujudkan keinginan tersebut. Apabila terlambat, harus mengeluarkan anggaran yang lebih besar lagi.