Semester II/2022 Minat Beli Properti Oleh Masyarakat Naik Hingga 18%
Pada akhir tahun 2022, sektor properti makin menunjukan sinyal yang sangat positif. Dalam semester II tahun ini sahabat Perumahan Fajar Group, ada peningkatan minat beli sebanyak 18% dibanding semester I. Meski banyak isu yang bermunculan mulai dari inflasi, ancaman resesi dan kenaikan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI), sektor ini tetap memperlihatkan gairah tinggi.
Kabar gembira ini diungkapkan oleh CEO Lamudi.co.id Mart Polman. Menurut data yang dia miliki, tingginya minat beli oleh masyarakat ini dipengaruhi oleh stimulus dari pemerintah. Stimulus tersebut antara lain berbentuk perpanjangan DP atau uang muka 0% yang berlaku sampai akhir tahun 2023.
Namun pada sisi yang lain dia juga menyatakan adanya dampak dari kenaikan suku bunga dari BI yang sekarang telah mencapai 5,25%. Menurutnya, hal ini merupakan tantangan besar untuk para peminat properti. Mart mengajak semua stakeholder agar semakin rajin menggiatkan edukasi finansial pada masyarakat melalui jasa konsultasi.
Rumah Tapak Tetap Jadi Favorit
Sementara itu sahabat Perumahan Fajar Group, Commercial Director Lamudi.co.id Yoga Pratama turut memberi komentar. Dia menerangkan bahwa pada masa sekarang rumah tapak tetap hadir sebagai pilihan pertama untuk masyarakat Indonesia.
Buktinya antara lain adalah bahwa dari berbagai tipe properti yang disediakan oleh situs tersebut, permintaan rumah tapaknya mencapai prosentase 70%. Bukan itu saja, sebagian besar pengembang juga sering fokus kepada investasi hunian dengan model dan konsep seperti ini karena permintaannya memang masih sangat tinggi.
Apartemen
Disampaikan pula jika apartemen lebih disukai oleh kalangan muda dari kelas pekerja karena tidak ingin terjebak oleh kemacetan lalu lintas. Terutama sekali saat bepergian di kota-kota besar. Tetapi dibalik itu sahabat Perumahan Fajar Group, aparteman juga tetap menjadi subsektor yang punya banyak tantangan usai pandemi covid-19.
Terlebih lagi menurut info dari konsultan properti Knight Frank Indoneia, hingga saat ini pertumbuhan apartemen di tanah air diperkirakan berada dalam keadaan stagnan. Bahkan berdasarkan hasil survei terbaru justru memperlihatkan adanya pelemahan.
Atas dasar ini sahabat Perumahan Fajar Group, disarankana gar para developer makin berani mengurangi harga serta memberi sebuah sistem yang dapat membuat metode pembayaran jadi lebih fleksibel. Sehingga masyarakat mampu membeli dan proyek apartemen bisa terus berjalan.
Tahun Politik
Selan itu Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (Arebi) turut mengungkapkan, properti berupa hunian masih diminati oleh konsumen khususnya dari kalangan end user atau pemakai langsung. Meski tahun 2023 mendatang merupakan tahun politik yang penuh tantangan, rumah hunian tetap jadi pilihan masyarakat untuk membelanjakan uang.
Melalui situs Bisnis, Ketua Umum Arebi Lukas Bong menyatakan keyakinannya jika golongan milenial dan siapa saja yang ingin membeli rumah pertama, akan menjadi segmen pasar utama. Sedangkan untuk kalangan investor sahabat Perumahan Fajar Group, sebagian merasa harus melakukan pendalaman dahulu sehingga banyak yang menunjukkan sikap wait and see.