Pengertian Arsitektur Vernakular dan Perkembangannya Saat Ini di Indonesia
Arsitektur vernakular merupakan gaya arsitektur yang berkembang di seluruh dunia. Ketika menerapkan gaya ini, sahabat Perumahan Fajar Group dapat memakai material yang berasal dari lingkungan sekitar maupun area terdekat di mana sebuah bangunan didirikan.
Demikian pula dengan bentuknya, bisa menyesuaikan dengan kondisi geografis, alam, dan tradisi masyarakat setempat. Jadi jangan heran jika gaya ini mempunyai keunikan sendiri-sendiri di tiap daerah atau negara. Contohnya antara lain rumah Tammari atau Somba di Afrika, rumah batu di Iran, dan rumah iglo dari es di kutub.
Semua bangunan tersebut bukan hasil ciptaan arsitek ahli, namun justru dibuat oleh penduduk lokal setempat. Mereka mendirikan bangunan tersebut dengan tujuan utama untuk melindungi diri dari cuaca dan selalu memakai bahan dari alam sekitar.
Arsitektur Vernakuler di Indonesia
Arsitektur vernakuler itu tidak hanya bisa sahabat Perumahan Fajar Group temukan di negara-negara lain saja namun juga di Indonesia. Setiap daerah memiliki keistimewan dan ciri yang berbeda-beda.
Misalnya Rumat Adat Tongkonan di Sulawesi yang sangat cantik dan Rumah Gadang di Sumatera Barat yang terkenal dengan kemegahannya. Kemudian ada rumah Joglo di Jawa, Rumah Honai di Papua, dan masih banyak lagi. Semua memiliki bentuk dan penampakan yang sangat beragam.
Meski hidup pada era modern, pasti tidak sedikit dari sahabat Perumahan Fajar Group yang tertarik menerapkan gaya vertikular ini. Apalagi ketika dikaitkan dengan konsep arsitektur hijau yang memegang erat prinsip konservasi lingkungan. Gaya ini sangat cocok diaplikasikan.
Bukan itu saja, jika diterapkan secara tepat dan benar, gaya arsitektur vertikular dapat membantu mengurangi risiko rumah kaca atau emisi karbon. Mulai dari penggunaan material yang ramah lingkungan dan alami, konsep terbuka, hingga jendela berukuran besar untuk melancarkan sistem sirkalasi udara dan cahaya, terutama cahaya matahari.
Arsitektur Neo Vertikular
Dalam perkembangan terkini, cukup banyak yang memunculkan konsep baru yang kemudian sering disebut sebagai arsitektur neo vertikular. Selain mengusung konsep arsitektur hijau, gaya arsitektur baru ini juga bertujuan untuk menghadirkan budaya dan kearifan lokal namun dengan tampilan yang lebih modern.
Di tanah air, salah satu contoh yang bisa sahabat Perumahan Fajar Group amati adalah Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta. Kemudian di Sumatera Barat ada Masjid Raya yang turut menggunakan konsep neo vertikular.
Gaya neo vernakular juga memiliki sejumlah ciri khusus, misalnya menggunakan atap tajug atau model limasan dan ini sering ditemukan di Jawa. Sedangkan di daerah lain, banyak yang memasukan unsur desain atap seperti tanduk khas Minangkabau, hiasan khas rumah adat di Toba, Sumatera Utara yang penuh warna, dan sebagainya.
Bagaimana? Sangat menarik bukan menerapkan konsep desain arsitektur vernakular di tempat hunian. Dijamin sahabat Perumahan Fajar Group akan mendapatkan tempat tinggal yang tidak hanya terlihat indah dan istimewa, namun juga ramah lingkungan.