Agar Milenial Bisa Beli Rumah, DPR Minta Stakeholder Lebih Erat Kerja Sama
Sahabat Perumahan Fajar Group tentu memahami bila rumah adalah kebutuhan pokok sesuai amanat dari Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Karena itu negara memiliki kewajiban memberi bantuan akses pembiayaan, pembelian dan kepemilikan hunian pada masyarakat.
Kebutuhan terhadap akses kepemilikan rumah layak huni ini menjadi perhatian tinggi dari kalangan legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Salah seorang Ketua DPR A Muhaimin Iskandar mengatakan akses tersebut harus lebih mudah, khususnya bagi kalangan milenial.
Kerja sama antar stakeholder
Oleh karena itu Muhaimin juga sangat berharap agar semua stakeholder mulai dari Perum Perumnas, dunia perbankan dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) harus bisa saling kerja sama dan bersinergi. Sahabat Perumahan Fajar Group, salah satu bentuk dari sinergi ini adalah terkait dengan alokasi anggaran.
Politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga mengungkapkan bahwa DPR selalu siap membantu melalui kebijakan penganggaran. Khususnya bagi pemenuhan kebutuhan perumahan untuk rakyat.
Misalnya program uang muka nol persen, dapat hadir sebagai solusi bagi peningkatan akses pembelian rumah oleh milenial. Selain itu ada pinjaman dari perbankan dengan prosedur yang juga harus semakin dipermudah.
Selanjutnya kementerian PUPR harus mampu menguatkan hubungan kerja sama antar stakeholder terutama lembaga perbankan. Sehingga skema pembiayaan rumah dengan harga murah dan terjangkau juga bisa ikut berkembang. Melalui langkah ini, kalangan milenial diharapkan akan kian mudah memenuhi kebutuhan hunian.
Menurut informasi dari rumah.com, saat ini banyak laporan yang menunjukan bahwa milenial makin terancam menjadi kelompok yang tidak punya kemampuan membeli rumah.
Sahabat Perumahan Fajar Group, penyebab dari masalah ini ada dua. Pertama adalah karena ketersediaan lahan yang semakin terbatas. Selain itu ada masalah penghasilan yang kurang mencukup, apalagi jika dikaitkan dengan kondisi lain yaitu harga rumah yang terus meningkat.
Muhaimin berpendapat, semua masalah tersebut harus jadi perhatian bersama antara pemerintah atau Kementerian PUPR, Perumnas dan perbankan. Semua stakeholder ini harus bergotong royong untuk memperbesar kesempatan bagi milenil untuk memiliki hunian sendiri.
Milenial jadi pangsa pasar utama properti
Sementara itu menurut informasi dari Kompas.com, sejak tahun 2021 lalu sebenarnya telah terjadi pergeseran usia dalam segmen pasar properti. Sahabat Perumahan Fajar Group, sekitar 19,4% dari 270 juta pencarian rumah pada tahun tesebut adalah berasal dari generasi Z. Padahal usia mereka masih sangat muda, sekitar 25 tahun.
Sedangkan generasi milenial, tetap menjadi pangsa pasar tertinggi dengan prosentase mencapai 28,7%. Data ini merupakan hasil riset internal oleh 99 group dan dapat jadi pertanda bahwa pasar properti tanah air telah menunjukan sinyal positif.
Pada sisi yang lain sahabat Perumahan Fajar Group, hingga saat ini rumah tapak tetap jadi pilihan utama bagi pencari hunian dan angkanya berada pada kisaran 84,1%. Lalu untuk urusan harga, yang paling sering dicari adalah di bawah Rp400 juta.